Translate

Thursday, August 2, 2012

UJiaaann!!!

KIta hari ini ujian pertama,,,Brrrrr!!

berikut jawabannya :)


                                                                                                                           
PEMBELAJARAN JARAK JAUH (Pembimbing : Timbul Pardede)

Good choice for refreshing :D

1.       Perbedaan Model Pendidikan Tatap Muka dan Model Pendidikan Jarak Jauh
a.       Model Pendidikan Tatap Muka
1.       Pengajar (Guru/Dosen)
Apabila pada pendidikan tatap muka, bisa terjadi interaksi langsung terhadap siswa ataupun mahasiswa. Bisa menjadi lebih dekat dalam bidang pembelajaran, bertanya dan berinteraksi langsung tanpa harus menunggu. Pengajar juga dapat memahami peserta didik lebih jauh dan kebiasaan anak didik dalam proses pembelajaran.
2.       Peserta Didik (Siswa/Mahasiswa)
Tidak jauh beda dengan pengajar, hal yang utama adalah interaksi langsung dan mengetahui karakteristik pengajar. Dengan pendidikan tatap muka kedisiplinan dapat lebih tercipta bagi peserta didik khususnya karena selalu dipantau dan dikuasai waktu. Peserta didik juga dapat langsung mengajukan pendapat namun seringkali terjadi kehati-hatian karena saling pengenal dan pertemuan yang dominan terhadap pengajar. Dan hal terpenting adalah akan terciptanya pertemuan dan pertemanan lebih banyak dari pada pendidikan jarak jauh.
3.       Bahan Ajar yang Digunakan
Tentu saja hal utama yang digunakan dalam pendidikan tatap muka adalah buku, papan tulis dan perlengkapannya. Menguras suara dan tenaga dalam pemaparan materi, interaksi kelas dan sebagainya. Namun tidak menutup kemungkinan pada pendidikan tatap muka menggunakan media yang sedang berkembang saat ini, seperti audio visual, internet dan sebagainya demi perkembangan anak didik yang jauh lebih baik.
b.      Model Pembelajaran Pendidikan Jarak Jauh
1.       Pengajar (Guru/Dosen)
Jelas sekali perbedaannya, bahwa pertemuan dan waktu yang berperan penting sebagai pembeda. Interaksi yang dominan akan sulit dilakukan karena kesibukan tersendiri. Pengajar juga cukup sulit mendeteksi apa yang dilakukan peserta didik, kebiasaan peserta didik ketika proses pembelajaran meski tidak menutup kemungkinan itu dapat dilakukan dengan baik.
2.       Peserta didik (Siswa/ Mahasiswa)
Peserta akan kesulitan melakukan pendekatan dengan pengajar. Bisa jadi suatu waktu akan terjadi pertemuan diluar proses pembelajaran, akan tetapi karena tidak terlalu mengetahui antara sesama siswa, dan pengajar maka mungkin tidak akan terjadi tegur sapa seperti halnya yang biasa dilakukan pada pendidikan tatap muka. Bukan berarti tidak ingin menyapa tetapi lebih tepat takut salah dalam menyapa. Di sini bisa saja disamakan dengan tatap muka apabila sang peserta didik aktif di media dan menemukan teman-teman baru untuk berinteraksi.
3.       Bahan Ajar yang Digunakan
Yang utama adalah media berkembang saat ini, bisa melalui internet yang mencakup LMS (moodle dan sebagainya) ataupun media sosial lainnya, menggunakan handphonepun bisa dilakukan dan media audio visual lainnya. Bukupun bisa menjadi media pembelajaran pribadi sebagai referensi. Materi yang disampaikan pada PJJ dan PTM hampir sama.

2.       Keriteria yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang utama adalah “Orang yang tepat dengan Media yang tepat ataupun memadai”. Adapun keriteria medianya itu sendiri yang memungkinkan dalam memenuhi kebutuhan proses pembelajaran dalam PJJ adalah :
1.       Ketersediaan media yang menunjang untuk proses pembelajaran. Maksudnya bahwa adanya media hal yang paling utama untuk dapat melakukan PJJ.
2.       Kondisi lingkungan. Maksudnya disini apabila kita melakukan PJJ, paling tidak hal utama yang diperhatikan adalah jaringan dan internet agar dapat melakukan koneksi terhadap pengajar, teman dan semua yang berhubungan dengan interaksi.
3.       Media tersebut sesuai dengan kemampuan peserta didik yang menerima pembelajaran. Maksudnya adalah media yang digunakan dapat dibedakan tergantung pemakai/object sepeti anak SMA dan kuliah.
4.       Media yang digunakan juga harus tepat guna. Artinya materi yang disampai melalui media tersebut dapat dengan mudah dipahami peserta didik.
5.       Kualitas terbaik. Bukan berarti harga murah berkualitas rendah, intinya tergantung kebutuhan dan pengguna

3.       Saya memulai dengan kendala perkembangan PJJ di Indonesia, yaitu :
1.       Keterbatasan akses internet pada wilayah tertentu yang membutuhkan pendidikan. Sehingga kebanyakan masyarakat terpencil memutuskan untuk tidak mengenyam ilmu pendidik yang sangat penting di dunia luar saat ini.
2.       Budaya ICT sebagian mahasiswa dan tutor masih dianggap rendah. Mengapa? Karena masyarakat Indonesia lebih memilih bekerja dengan desakan, seolah kita lupa kalau telah merdeka. Apabila ada ujian online atau tugas online, respon akan dilakukan secara lamban dan malas-malasan.
3.       Motivasi pembelajaran yang masih rendah. Itulah sebabnya yang pintar akan semakin melejit dan yang kurang pintar akan semakin jauh tertinggal, karena tidak ada motivasi diri yang tinggi untuk memupuk keinginan belajar. Lebis sering mengeluh dan merasa rendah diri.
4.       Hal yang tak ketinggalan adalah peran ganda. Peran ganda dosen ataupun mahasiswa, karena seringkali pembelajaran terhambat Karena berbagai alasan dan dijadikan sebagai pilihan kedua. Oleh karena itu, peserta didik lebih lamban tamat, bukan berarti tidak pintar melainkan kesibukan dan alas an lainnya.
Sekarang uraian terakhir, Faktor pendukung perkembangan PJJ di Indonesia.
1.       Jarak, waktu dan kesempatan yang sulit diseimbangkan. Sehingga dengan adanya PJJ dapat memberikan peluang bagi semua orang yang tetap ingin mendapatkan pembelajaran
2.       Pemerataan status dan keinginan. Hampir sama halnya dengan point di atas bahwa latar belakang dan hambatan tidak menjadikan masalah selagi mau BELAJAR.
3.       Semakin perkembangnya teknologi di Indonesia.
4.       Banyaknya lulusan IT yang menciptakan suatu pembelajaran yang diperuntukkan untuk umum tanpa harus tatap muka.
5.       Keinginan masyarakat dan bangsa disetarakan dengan Negara-negara berkembang dan tidak ingin dianggap selalu ketinggalan.



                                               Tanggerang Selatan, 3 Agustus 2012


Yeni Masitoh



No comments:

Post a Comment